Wartanakes.com (Jakarta) – Momentum Idul Adha atau lebaran haji pastinya diikuti dengan pemotongan hewan kurban sekaligus menyalurkannya, namun daging kurban yang diterima masyarakat diharapkan berkualitas baik.
Sebelum pemotongan hewan berlangsung, tentunya sholat Idul Adha 1446 H juga telah dilaksanakan di Masjid Jami’ AL-Falah Jl. Bambu Apus Raya N0. 55 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur pada hari Jumat (6/6/2025), bersama khotib Ust. Fadhil Mulyono dan imam Ust. Mukhlis Mustofa, yang sebelumnya ada sambutan H. Haiban Hadjied selaku ketua panitia pelaksana.
Untuk prosesi pemotongan hewan kurban yang telah diamanahkan, berlangsung pada hari berikutnya dengan melibatkan dominan peran Remaja Islam Masjid AL-FALAH (RISMAF), dan mengutamakan kualitas daging kurban agar tetap terjaga.
“Alhamdulillah… kami menerima sapi sebanyak 12 ekor sapi, kambing 36 ekor. Pemotongan dimulai jam 6.30 dan sekarang sudah jam 13.00, tinggal masih ada 3 sapi yang belum dipotong, Insya Allah sebelum ashar sudah selesai semua,” terang H. Haiban Hadjied di halaman Masjid AL-FALAH, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Sabtu (7/6/2025).
Berkaitan dengan Masjid AL-Falah yang masih tetap menggunakan besek bambu dan daun pohon jati sebagai pembungkus daging kurban, disampaikannya bahwa kebiasaan itu mengikuti anjuran dari Dinas Peternakan, agar kualitas daging kurban lebih baik.
“Kita mengikuti anjuran dari Dinas Peternakan, yang paling bagus itu mempergunakan besek bambu dan daun jati. Alhamdulillah, di Masjid AL-Falah disekeliling halaman ini penuh dengan pohon jati sehingga bisa mudah didapat dan tinggal kami sediakan beseknya,” kata Ketua DKM Masjid Jami’ AL-Falah ini.
Menurutnya, kalau menggunakan besek bambu ternyata dagingnya lebih higienis dibandingkan dengan bahan plastik, dikarenakan kalau pakai plastik itu tidak ada ruang udara setelah posisi dagingnya tertutup, akan berdampak beruap, pengap atau berembun.
“Tapi kalau menggunakan besek bambu, apalagi menggunakan daun jati, maka kotoran atau darah maupun air yang tersisa pada daging akan turun atau keluar, sehingga menetes ke daun jati. Sehingga daging akan lebih higienis dan nanti menjadi enak dagingnya bila dimasak,” jelasnya.
Sehubungan dengan kehadiran tim pemeriksa daging hewan kurban, dirinya sangat mengapresiasi. Dituturkannya bahwa disetiap pelaksanaan pemotogan hewan kurban maka dari dinas terkait selalu mengirimkan timnya untuk memeriksa hewan maupun daging kurban.
Diungkapkannya juga, dimana tadi saat pemeriksa daging dan bagian jeroannya setelah dipotong, dimana ada di dalam hatinya terlihat ada penyakit cacing, untuk itulah diintruksikannya untuk dibuang semua hati tersebut, namun untuk dagingnya tidak bermasalah, karena sebelumnya hewan kurban itu sudah dinyatakan sehat sebelum dipotong.
Ditambahkannya, memang sepertinya semua binatang itu ada cacing di dalam tubuhnya. Kemudian, tentu saja yang jadi masalah adalah wajar atau tidaknya bila hati yang tercemar cacing untuk dibagikan atau didistribusikan, tentunya itu kebijakan dari pihak panitia. Sementara kalau bagi pihaknya terhadap masalah tersebut, maka langsung hatinya dibuang saja.
“Lagi pula itu kan bagian jeroan juga, dan itu kurang baik juga untuk dikonsumsi dan berdampak kolesterolnya terlalu tinggi,” tegas H. Haiban.
Mewakili Pengurus DKM Masjid Jami’ AL-Falah, disampaikannya ucapan terima kasih atas kepercayaan jamaah menitipkan hewan kurbannya untuk disembelih dan semoga mendapatkan pahala berlipat.
“Kami berharap sekali, mudah-mudahan Allah SWT menerima hewan kurban dari para jamaah. Dan terima kasih kepada para jamaah yang sudah mempercayakan untuk berkurban di Masjid AL-Falah. Mudah-mudahan bertambah rejekinya dan Insya Allah tahun depan bisa berkurban lagi,” pungkasnya. (Red)