Wartanakes.com (Jakarta) – Momentum yang tepat dalam mengisi waktu luang saat liburan sekolah anak seklaigus menyalurkan donasi untuk berbagi ke sesama telah direalisasikan Yayasan Sosial & Kemanusiaan LAZIM JAKARTA.
Melalui kegiatan khitanan massal di tahun 2024 ini, yang diinisiasi Ustadz H. Nurohman Abu Hana bersama Ustadzah Rini Deliana telah berkontribusi dalam membantu masyarakat yang sedang membutuhkan disamping menjalankan ketentuan syariat Islam dan juga memperingati Hari Ibu.
Dihadiri Aceng Zaini selaku Kepala DIKMENTAL Pemprov DKI Jakarta, mewakili PJ Gubernur DKI Jakarta, sekaligus memberikan sambutan, dan mengapresiasi atas kegiatan sosial yang digagas oleh Yayasan LAZIM JAKARTA ini.
“Hari ini alhamdulillah kita bisa melaksanakan kegiatan khitanan massal sebanyak 70 anak yatim dan duafa. Khitanan massal ini kita lakukan setiap tahun sekali, setiap bulan Desember,” ucap Ustadz H. Nurohman Abu Hana di lokasi Yayasan LAZIM JAKARTA, Jalan Adil II No.40 RT 03/06 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (22/12/2024).
Dijelaskannya, mengapa dilaksanakan khitan massal ini disetiap bulan Desember dikarenakan bertepatan dengan adanya liburan anak sekolah pada akhir tahun.
Pendakwah ini menerangkan alasan pria muslim harus berkhitan, dalam pandangan syariat Islam bahwa khitan itu sebagai kegiatan ibadah, yang mana mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW.
“Ittiba’ kepada rosul, nabi perintahkan kita untuk berkhitan, Allah perintahkan juga untuk berkhitan, dan kemudian diantara syarat ibadah itu juga ada rukun yang harus dipenuhi, diantaranya suci yaitu suci dari hadas besar dan kecil,” ungkap H. Nurohman Abu Hana.
“Nah orang yang belum dikhitan, dia menyimpan najis dalam kulupnya atau dalam penis yang ditutup oleh kulit,” lanjut Pimpinan LAZIM JAKARTA ini.
Menurutnya, apabila memang mereka (pria muslim) belum disunat atau dikhitan, kemudian mereka melakukan ibadah sholat, maka tidak akan diterima ibadahnya oleh Allah SWT, itulah konteks berkaitan dengan syariatnya.
Sementara yang berkaitan dengan kesehatan, berdasarkan keterangan dokter sudah menyatakan dari berbagai versi yang telah diketahuinya, bahwa khitan ini merupakan upaya dalam rangka menjaga kesehatan.
Bahkan diterangkannya sehat yang pertama itu dalam hal pencernaan dari manfaat berkhitan, agar supaya mudah saat buang air seni atau kencing. Selanjutnya yang kedua terhindar dari penyakit kuning maupun penyakit yang berkaitan dengan penis.
“Seringkali dari kulup itu, kalau tidak dibersihkan, tidak dipotong, dia (kulup) akan menyimpan kotoran, sehingga kotoran itu membuat virus, membuat bakteri, yang pada akhirnya menyebar kepada penyakit yang lainnya,” tegasnya.
Berdasarkan pemahamannya juga, alasan agama Islam mengajarkan tentang syariat khitan ini, agar supaya pria muslim itu sehat lahir dan batinnya juga, maka dari itu disebut dengan sehat walafiat.
Disamping itu, diungkapkannya maksud dan tujuan melakukan khitanan massal ini untuk membantu saudara-saudara terutama bagi anak yatim maupun dhuafa, yang mana biaya untuk khitanan itu belum ditanggung BPJS.
“Karena memang mereka nggak dibackup oleh BPJS, yang mana BPJS tidak membackup biaya untuk khitan di rumah sakit maupun di puskesmas,” katanya.
“Jadi nggak ada BPJS yang membackup untuk ini, makanya kita bantu dengan dana sosial, zakat, infak, sedekah dan donasi dari para jama’ah yang mau membantu,” sambungnya.
Selain itu, dirinya pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada para donatur dari berbagai pihak yang disalurkan melalui Yayasan LAZIM JAKARTA, sehingga prosesi khitanan massal berjalan baik.
“Jazakumullah Khairon Katsiron kepada siapapun yang telah berkontribusi, baik benda, harta, dan dukungan tenaga, pikiran dan yang lainnya, mudah-mudahan Allah SWT akan membalas dengan balasan yang terbaik,” harapnya.
Ditambahkannya, khusus pelaksanaan khitanan massal yang dilakukan di Yayasan LAZIM JAKARTA, agak berbeda dari yang lain dan berlangsung setiap tahun, dimana diawali dengan bermunajat kepada Allah SWT terlebih dahulu sebelum pelaksanaan khitan.
Selalu diawali dengan membaca dzikir, doa, tahlilan, dan bahkan maulid. Dengan membaca maulid bersama-sama, sehingga diharapkannya mereka (anak yang dikhitan dan keluarganya) dapat diberikan kekuatan spiritual yang lebih daripada tidak mengadakan sama sekali, dan itu kebiasan berbeda yang pertama.
Selanjutnya yang kedua, dapat meringankan bagi orang tua dan wali diantara para anak yatim dan dhuafa, yang mana tidak mesti melakukan selamatan lagi di rumahnya, karena disini sudah dicover dengan kegiatan disini.
“Dengan baca yasin, tahlilan, baca doa bersama, zikir bersama dan juga baca maulid bersama, sehingga mereka tidak perlu lagi bikin acara, karena itu akan menyulitkan mereka. Hal ini yang paling bagus diantara kita,” pungkasnya.
Adapun kesuksesan proses khitanan massal kali ini melibatkan tenaga medis dan perawat yang terkoordinir melalui Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
Dilibatkan pula Ustadz Sohabudin yang memimpin dzikir, tahlil, maulid dan pendongeng Ustadz Saktisyah Putra, serta dukungan panitia pelaksanan dengan menghadirkan ibu-ibu Majelis LAZIM JAKARTA yang dibimbing Ustadzah Rini Deliana, biasa disapa Umi Rini. (Red)